Berikutbeberapa panggilan umum: Koko/engkoh/koh - Panggilan ini sebenarnya dipakai untuk saudara pria yang lebih tua, tapi bisa juga dipakai untuk memanggil orang lain yang lebih tua atau tidak dike Lanjutkan Membaca Jayanto IT Company Founder & CEO (1991-saat ini) Penulis punya 1,4 rb jawaban dan 2,3 jt tayangan jawaban 2 thn
Orangorang lebih banyak memanggil Ama dengan Bapa, Ina dengan Mama, Sibaya dengan Paman/Om, Lawe dengan Tante, dan lainnya dalam sebutan bahasa Indonesia. Panggilan keluarga yang hanya ada di Nias. Mertua memanggil mertua dengan Mbambatö. Ini berlaku antara orangtua suami dengan Lanjutkan Membaca Reno Argya Laksita
Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. keluarga Laki-laki Engkong Ayah dari Papa Emak Ibu dari Papa Papa Orang tua Laki-laki Ode Adik perempuan tertua dari Papa Ongah Adik perempuan kedua dari Papa Ocing Adik perempuan ketiga dari Papa Encek Adik laki-laki dari Papa keluarga Perempuan Engkong Ayah dari Mama Ema Ibu dari Mama Mama Orang tua Perempuan Ingah Adik perempuan tetua dari Mama Icing Istri dari Adik Laki-laki Mama kukuh Adik Laki-laki dari Mama Anak dari papa dan mama Koko Kakak Laki-laki Saya Dede Adik Laki-laki
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Halo sahabat kompasiana, kenalin saya Vincent Alden mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Di artikel ini saya akan menceritakan tentang nilai-nilai budaya yang terdapat di dalam keluarga. Btw saya berasal dari keluarga hokkien, ya bisa kalian ketahui keluarga cina. Semoga kalian senang ya dengan artikel iniKita pasti belajar budaya dari keluarga karena hal yang mendasar dan paling dalam dari suatu budaya itu terdapat di keluarga, karena bentuk sosial terkecil itu adalah keluarga. Di dalam keluarga kita bisa mengetahui bagaimana kita melihat sebuah dunia, bagaimana cara kerja dunia, budaya-budaya yang ada,dsb. Setiap keluarga itu pasti memiliki asumsi-asumsi yang berbeda mengenai budaya mereka masing-masing, hal inilah yang membuat budaya itu menjadi unik dan bervariasi. Keluarga merupakan tempat dimana kita mempelajari dan diajari bagaimana kita hidup, bagaimana kita belajar dari hal kecil dan besar ,bekerja sama satu sama lain, mempelajari nilai-nilai dan norma. Semua itu dimulai dan dilakukan pertama kali di keluarga. Contohnya seperti belajar menulis,membaca, membantu orang tua mencuci beberapa fungsi keluarga, yaitu keluarga sebagai fungsi ekonomi maksudnya bagaimana kita mendapatkan uang atau kebutuhan kita didalam keluarga. Lalu ada fungsi sosial, tempat dimana kita diajarkan bekerjasama, belajar berdebat dan yang lainnya. Identitas, identitas ini bisa melalui nama kita, misalnya kita punya marga, atau nama kita dimasukin nama dari ayah kita, nah hal ini bisa membuat sebuah identitas dari keluarga kita. Keluarga sebagai tempat belajar bahasa, seperti bagaimana kita belajar bahasa Indonesia maupun bahasa daerah, bicara dsb. Keluarga sebagai tempat belajar nilai dan keagamaan, seperti contohnya kita belajar nilai baik dan buruk, belajar menghormati orang yang lebih tua, belajar bagaimana cara makan yang baik, pantangan dari agama kita apa saja. Nah itu beberapa fungsi keluarga, tapi yang kita ambil fungsi keluarganya sesuai dengan judul yaitu keluarga sebagai tempat kita belajar nilai-nilai budaya dan keagamaan,. Jadi saya dengan mama saya udah sharing-sharing mengenai kebudayaan dari keluarga Chinese. Nah yang pertama itu kita anak-anaknya diajarin bahasa hokkien dari kecil, dan kita harus bisa, karena misalnya ada ngumpul bareng keluarga besar itu kita harus wajib menggunakan bahasa hokkien. Ditambah di keluarga Chinese hokkien itu kita harus menghormati orang yang lebih tua dari kita, seperti abang itu harus dipanggil koko, kakak perempuan harus dipanggil cece, Juga ada tingkatan misalnya memanggil om dan tante yang paling tua hingga muda, seperti thua phek, be chek, achek, ii, acim, kita masuk ke tradisi imlek, nah ini paling ditunggu-tunggu oleh keluarga kita nihh. Jadi di malam imlek itu kita wajib makan bersama keluarga besar, lucunya lagi nanti akan ada mie yang akan diacak-acak bersama keluarga besar menggunakan sumpit, ini menandakan kebahagiaan. Tapi tenang aja kok mie nya nanti dimakan kembali dan dibersihkan. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Last Updated on 1 December 2021 by Di jaman modern sekarang, ciri-ciri ke Tionghoa an orang Indonesia sudah mulai memudar. Padahal, semenjak era Gusdur 2000, etnis Tionghoa sudah dibebaskan untuk mengembangkan segala macam bentuk kebudayaan seluas-luasnya, seperti perayaan keagamaan, kesenian barongsai, alat musik, tarian, sampai pada bahasa dan tulisan. Yang tersisa sekarang, paling hanya dari ciri fisik, seperti mata yang sipit, berkulit putih mudah dikenali serta sedikit kebiasaan Tionghoa, seperti masih digunakannya istilah-istilah Kinship. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, meski sudah tidak fasih berbahasa Tionghoa, terutama bagi anak cucu yang sudah lahir dan besar di Indonesia, namun masih menggunakan sebutan-sebutan seperti kungkung, asuk, ncek, apak, ncim, dan sebagainya dalam kesehariannya. Sayangnya, sekarang sebutan kinship ini pun sudah mulai ditinggalkan karena sudah dianggap kuno atau ketinggalan jaman. Rasanya lebih cocok/nyaman dengan sebutan opa, om, om, tante, papi, mami, dan sebagainya. Padahal, sebutan-sebutan kinship inilah yang membedakan atau menandakan bahwa seseorang itu merupakan keturunan etnis Tionghoa atau tidak sebutan khas. Maka dari itu, saya berkeinginan untuk membuat/meluruskan daftar sebutan kekerabatan kinship dalam dialek bahasa Tionghoa, terutama dialek yang banyak atau sering dipakai oleh orang-orang Tionghoa di Indonesia Hakka, Tiociu, Hokkian, Konghu. Tujuannya adalah untuk membantu mereka yang ingin tetap menggunakan sebutan kinship Tionghoa. Jika ada rekan-rekan pembaca yang ingin membantu dalam menyusun daftar panggilan dalam dialek yang lain, bisa menghubungi saya. Berikut daftar bentuk panggilan kinship dalam dialek Hakka Bagan panggilan kekerabatan suku Hakka Baca juga Panggilan Kekerabatan Orang Tionghoa Dalam Dialek Kanton Konghu Dipanggil oleh 8 P 1. A Pa 阿爸 = Ayah 2. A me 阿母 = Ibu 1 dan 2 Ja Oi/Fu Mu 父母 = Orang tua 3. Chin Ka/Qing Jia 親家 = Besan Lelaki 4. Chia Me/Qing Mu 親姆 = Besan Perempuan 5. Thaiko/Ako/Ta Siung 大兄 =Abang/kakak 6. A So/Ta Sao 大嫂 = Kakak Ipar 7. Chang Fu/Lao Kung/Weng Xu 翁婿 = Suami 8. Ngai Cika/Wo Ze Ji 我自己 = Saya 9. Moi Se/Mei Xu 妹婿 = Adik Ipar 10. Lo Moi/Mei Xu 小妹 = Adik Perempuan 11. Lo Thai/Xiao Di 小弟 =Adik Lelaki 12. Lo Thai Sim/Jin Zi 妗仔 = Adik Ipar Dipanggil Oleh 11 L 1. A Pa 阿爸 = Ayah 2. A me 阿母 = Ibu 1 dan 2 Ja Oi/Fu Mu 父母 = Orang tua 3. Chin Ka/Zhang Ren 丈人 = Besan Lelaki 4. Chia Me/Zhang Mu 丈姆 = Besan Perempuan 5. Thaiko/Ako/Ta Siung 大兄 =Abang/kakak 6. A So/Ta Sao 大嫂 = Kakak Ipar 7. Ci Chong 姐夫 = Kakak Ipar 8. Thai Ce/A Ce/Ta Jie 大姐 = Kakak Perempuan 9. Ci Chong/Ci Fu 姐夫 = Kakak Ipar 10. A Ce/A Jie 阿姐 = Kakak Perempuan 11. Ngai Chika/Wo Ze Ji 我自己 = Saya 12. Lo Pho/Mou 某 = Istri 19. Thai Lai/Lai ci/Xiao Sheng 孝生 = Anak Lelaki 20. Sin Khiu/Xin Fu 新婦 = Menantu Perempuan 21. Long/Along/Jian Xu 漢婿 = Menantu Lelaki 22. Moi Ci/Cha Mou Nian 查某囝 = Anak Perempuan 19 dan 22. Sen Yin/Nan Zi 囝仔 = Anak Dipanggil oleh 12 P 1. Ka Kon/Da Guan 大官/唐官 = Mertua Lelaki 2. Ka Nyiong/Tang Jia 大家/唐家 = Mertua Perempuan 3. A Pa 阿爸 = Ayah 4. A Me 阿母 = Ibu 3 dan 4 Ja Oi/Fu Mu 父母 = Orang tua 11. Lao Kung/Weng Xui 翁婿 = Suami 12. Ngai Cika/Wo Ze Ji 我自己 = Saya 19. Lai Ci/Xiao Sheng 孝生 = Anak Lelaki 20. Sin Khiu/Xin Fu 新婦 = Menantu Perempuan 21. Long/Along/Jian Xu 漢婿 = Menantu Lelaki 22. Moi Ci/Cha Mou Nian 查某囝 = Anak Perempuan 19 dan 22. Sen Yin/Nan Zi 囝仔 = Anak Dipanggil oleh 19 L 1L. A Kung/Kung Kung 阿公, A = Kakek 2P. Pho Pho/A Po 阿媽 = Nenek 3L. Cia Kung/Wai Gong 外公 = Kakek 3P. Cia Pho/Wai An 外安 = Nenek 5L. A Pak/Thai Pak 阿伯 = Paman, Pakde 6P. Pak Me 阿姆 = Bibi, Bude 7L. Ku Chong/Gu Zhang 姑丈 = Paman, Pakde 8P. Ku Ku/A Ku/Thay Ku 阿姑 = Bibi, Bude 9L. Ku Chong/Gu Zhang 姑丈 = Paman, Pakde 10P. A Ku 阿姑 = Bibi, Bude 11L. A Pa 阿爸 = Ayah 12P. A Me 阿母 = Ibu 13L. A Kiu/Akeu/A Jiu 阿舅, Thai Kiu/Da Jiu 大舅 = Paman 14P. Khiu Me/A Jin 阿妗, Thai Me/Da Jin 大妗 = Bibi 15L. Ji Chong/Yi Zhang 姨丈 = Paman 16P. A Yi 阿姨, Yi Yi 姨姨 = Bibi 17L. A Kiu/Khiu Khiu 阿舅 = Paman 18P. Khiu Me 阿妗 = Bibi Catatan 1. Ejaan panggilan diatas berdasarkan bahasa Hakka/Khek, namun untuk beberapa ejaan/letter karena kurang familiar di telinga, maka ditambahkan ejaan pendamping dalam bahasa Mandarin. Gelombang migrasi besar orang2 Hakka di China 5 sejarah gelombang migrasi orang2 Hakka di Tongkok. Baca juga Panggilan Kekerabatan Orang Tionghoa Dalam Dialek Tiociu Teochew Lima sejarah gelombang migrasi orang2 Hakka di Tongkok 1. Dimulai pada abad ke-4 M, dimana wilayah mereka di invasi 5 suku barbarian dari utara Tiongkok. 2. Lalu pada abad ke-10 M, saat kejatuhan Dinasti Tang. 3. Lalu pada akhir abad ke-12 hingga 13 M, saat kejatuhan Dinasti Song dimulainya era Dinasti Yuan. 4. Kemudian pada pertengahan abad ke-17 M, dimana terjadi bencana alam pada jaman kekaisaran Kangxi. 5. Terakhir pada pertengahan abad ke 19 hingga 20 M, dimana terjadi pemberontakan Taiping, perang antar klan Hakka. Demikianlah akhirnya orang2 Hakka terus bermigrasi hingga keluar wilayah Tiongkok, dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Orang2 Hakka berasal dari Fujian, Guangdong, Guangxi, dan Hainan. Baca juga Panggilan Kekerabatan Tradisi Tionghoa Dalam Dialek Hokkian 2. Bagaimana cara penyebutan kalau jumlah kakak atau adik lebih dari 1? Masyarakat Tionghoa biasanya membedakan penyebutan per-generasi, dengan menambahkan istilah “yang tertua” dan angka sesuai dialek masing2. Misalnya, mama punya 3 kakak laki-laki. Maka kakak tertuanya paman, om akan kita panggil dengan sebutan “Thai-kiu” 大舅; dimana Ta 大 artinya besar, atau yang tertua; Sementara istrinya kita panggil “Thai-me” 大妗. Sementara kakak kedua dari mama bisa kita panggil “Yi-kiu, Yi Keu” 二舅, dan istrinya kita panggil “Yi-kim”. Lalu berturut2, kakak ketiga dipanggil “Sam-kiu, Sam-keu”, istrinya dipanggil “Sam-kim”, dan seterusnya. Lalu, sebutan untuk kakak laki-laki dari ayah juga berbeda! Untuk kakak tertua paman, om akan kita panggil “Thai-pak” 大伯; sementara istrinya kita panggil “Thay-Me” 大姆. Sementara untuk kakak kedua kita panggil “Yi-pak” 二伯, dan istrinya kita panggil “Yi me”. Lalu kemudian “Sam-pak” dan “Sam-me”, dan seterusnya. Sebutan untuk kakak perempuan dari ibu, adik laki-laki dari ibu, dan sebutan untuk kakak perempuan dari ayah, adik perempuan dari ayah, juga masing2 berbeda! Namun saat ini, karena pengaruh perubahan jaman, panggilan berdasarkan generasi dan urutan kakak/adik sudah disederhanakan, yakni dengan menggunakan nama panggilan Tionghoa nama cinanya atau nama inggrisnya, untuk membedakan satu dengan yang lain. Misalnya “Koko Ameng“, “Cece Aling “, atau “pek Siu“, “kou Lan” dan lain-lain. Mengenai Dialek Hakka Khe Jia Fang Yan Dialek ini digunakan secara luas oleh orang Hakka di selatan, seperti timur Guang Dong, utara dan barat Fu Jian. Jiang Xi dan Guang Xi. Wakil dari dialek ini adalah logat Mei Hsien. Dialek ini terbentuk semasa perpindahan penduduk besar2an dari utara ke selatan. Di dalam dialek ini masih banyak ditemui frase dan kosa kata dari dialek Utara kuno. Dialek Hakka dipergunakan oleh 4% penduduk Tiongkok diluar masyarakat perantauan dan keturunannya di negara2 lain. Post navigation
panggilan keluarga dalam bahasa hokkien